Siak Pemilik Air Mancur Musik Pertama di Sumatera
Siak Pemilik Air Mancur Musik Pertama di Sumatera - Berbagai terobosan terus ditempuh Pemkab Siak, untuk mewujudkan cita-cita menciptakan Negeri Istana sebagai destinasi wisata andalan di Bumi Lancang Kuning. Salah satunya, dengan membangun tempat rekreasi yang bisa memikat wisatawan menikmati keindahan Siak.
Inovasi terbaru ditunjukan dengan pembangunan air mancur musik yang diberi nama Air Mancur Taman Tengku Mahratu, yang diresmikan Bupati Siak Drs H Syamsuar, Rabu malam (18/11). Hebatnya lagi, air mancur yang disertai musik ini merupakan yang pertama sekali ada di Sumatera.
Menurut Bupati Syamsuar, Air Mancur Taman Tengku Mahratu yang dibangun di depan Istana Siak, antara Gedung Tengku Mahratu dan Masjid Syahbuddin atau tepatnya di bekas bangunan KPU lama ini, berbeda dengan air mancur lain yang ada di Sumatera.
Dapat dikatakan inilah air mancur musik yang pertama ada di Sumatera. Semburan air membentuk pemandangan indah. Suasana di kawasan itu akan semakin syahdu, karena derasnya pancaran air turut disertai dengan alunan musik dan nyanyian yang diputar dalam sitem air mancur tersebut.
Air mancur Tengku Mahratu ini dibangun dengan menggunakan APBD Kabupaten Siak, menelan Anggaran sebesar Rp3,8 miliar. Spesifikasinya, total air yang tertampung dalam kolam sebanyak 280 Kubik, lebar 6,80 meter, panjang 28 meter, kedalaman 1,7 meter, Ketinggian permukaan tanah 1 meter.
Keunggulannya terletak pada lampu dan pompa di dalam bak air mancur. Jika dioperasikan, pompa menyemburkan air seiring irama musik, serta ditambah dengan warna yang muncul dari sorot cahaya lampu, sehingga air yang terpancar tampak berwarna-warni.
"Sebagai daerah destinasi wisata kita wajib membuat inovasi, oleh karena itu Kota Siak harus dikemas sedemikian rupa. Pertama menata kebersihan, menata taman dan memberi ruang untuk publik," kata Syamsuar.
Menurut Presiden, apa yang telah dilakukan para pendahulu tersebut bisa dijadikan pelajaran, agar pimpinan daerah di seluruh Indonesia mau membuat inovasi untuk kemajuan daerahnya.
"Kapanlah Pak Jokowi bisa datang ke Siak, biar bisa lihat langsung bahwa Siak telah berbuat seperti yang beliau sarankan," kata Syamsuar.
Menurut Syamsuar, dengan karya yang diwujudkan dalam program peningkatan wisata ini, Kabupaten Siak telah membuat sejarah baru, dan pasti akan dikenang oleh generasi yang akan datang. "Ini menjadi peninggalan sejarah, yang suatu saat nanti bisa dikenang oleh anak-anak cucu kita," imbuh Syamsuar.
Kabag Umum Sekdakab Siak Roni Rahmat selaku SKPD yang melaksanakan program pembangunan Air Mancur Taman Tengku Mahratu ini mengatakan, masa pengerjaan masih tersisa 60 hari lagi. "Dikerjakan PT Putra Kencana, 150 hari kerja. Akhir pekerjaan 24 Desember, nilaikontrak Rp3,8 miliar," terang Roni Rahmat.
Peresmian sengaja dipercepat tidak lain untuk memanfaatkan moment, saat ini banyak masyarakat dari luar daerah yang hadir melihat helat MTQ XXXIV Provinsi Riau yang digelar di Siak. "Sehingga bagi qari-qariah yang telah selesai bertanding, bisa menyaksikan keindahan air mancur kita ini," kata Roni Rahmat.
Ada empat lagu yang telah diinput dalam sistem air mancur tersebut, yakni musik Zapin Satelit, Mars Siak, Lancang Kuning, dan instrumen Canon Rock. Menurut Roni Rahmat, data lagu yang diputar bisa diinput sesuai dengan momen. Misalnya pada saat peringatan hari kemerdekaan maka bisa dimasukkan lagu perjuangan.
Air mancur ini akan dinyalakan di akhir pekan dari Jumat, Sabtu dan Minggu atau hari libur. Selain itu jika di Siak ada even, maka selama even berlangsung air mancur akan dinyalakan. Tujuannya untuk menjadi hiburan bagi tamu yang datang, selain itu juga tempat rekreasi masyarakat Siak.
"Ini bisa dimanfaat masyarakat yang punya sampan untuk mencari penghasilan, kita sewakan sampan kepada tamu, view air mancur ini lebih indah jika kita lihat dari Sungai," kata Roni Rahmat.
Turap atau Water Front City dan taman Tengku Mahratu akan berhadapan dengan dua buah jembatan yang ada di kecamatan Mempura, yakni Jembatan Kelakap dan Melango. Jembatan tersebut didesain seperti kupu-kupu.
Tidak hanya itu, Bupati Siak berupaya menjadikan Mempura dan Siak sebagai Heritage City. Dari dua jembatan yang ada di Mempura akan dihubungkan ke Tangsi Belanda, sehingga situs budaya itu bisa mudah diakses oleh pengunjung.
"Tangsi Belanda akan kita jadikan Museum Perjuangan. Secara administrasi Tangsi Belanda berada di wilayah TNI Danrem Wirabima dan harus memperoleh izin dari otoritas tersebut, untuk itu kita akan urus izin agar bisa dipugar dan diciptakan fasilitas penunjang di sekitarnya agar pengunjung lebih tertarik singgah," kata Syamsuar.
Dengan konsep itu, maka di kecamatan Siak memiliki Turap water front city, Taman Tengku Mahratu yang bisa menghidupkan situs budaya di kecamatan Siak. Sementara di Mempura memiliki Gedung Daerah, Jembatan Kelakap dan Melango, serta Musium Perjuangan.
Semua konsep pembanguan wisata yang sedang berjalan, menurut Syamsuar itu dilakukan agar Siak bisa sejajar dengan daerah tujuan wisata lainnya. "Agar Siak ini bisa sejajar dengan Sumatera Utara, Sumatera Barat, Bangka Belitung yang dikenal dengan Laskar Pelangi," kata Syamsuar.
Selain itu, Bupati juga miris melihat kebanyakan orang Siak banyak memilih keluar kota untuk mengisi liburan. Ia berharap, dengan keindahan Kota Siak ke depan, bisa menjadi kebanggan masyarakat.
Lebih jauh, Syamsuar mengaku akan merealisasikan saran yang diminta tokoh-tokoh adat, yakni membuat monumen Sultan Syarif Kasim menyerahkan kekuasaan Kerajaan Siak kepada Pemerintah Republik Indonesia. Monumen ini untuk mengenang perjuangan tokoh nasional dari kerajaan Siak.
"Monument itu kita buat seperti tembok dengan relif gambar yang menceritakan penyerahan kekuasaan kerajaan ke Pemerintah Republik Indonesia yang dilakukan oleh Sultan Syarif Kasim. Kita lengkapi tulisan yang menceritakan sejarah penyerahan kekuasaan kerajaan Siak ke NKRI," kata Syamsuar.
Pantauan lapangan, peresmian air mancur Taman Tengku Mahratu ini disaksikan lebih 500 orang. Masyarakat menyaksikan dari dalam areal taman hingga ke jalan, terlihat banyak yang mendokumentasikan menggunakan kamrea handphon baik mengambil foto ataupun video.
Tari zapin kreasi yang diperagakan bersamaan musik air mancur itu membuat masyarakat lebih antusias menonton, bahkan sebagian pemuda ikut mengikuti gerakan tari zapin kreasi itu di samping itu di dekat air bak air mancur. (adv)
Siak |
Inovasi terbaru ditunjukan dengan pembangunan air mancur musik yang diberi nama Air Mancur Taman Tengku Mahratu, yang diresmikan Bupati Siak Drs H Syamsuar, Rabu malam (18/11). Hebatnya lagi, air mancur yang disertai musik ini merupakan yang pertama sekali ada di Sumatera.
Menurut Bupati Syamsuar, Air Mancur Taman Tengku Mahratu yang dibangun di depan Istana Siak, antara Gedung Tengku Mahratu dan Masjid Syahbuddin atau tepatnya di bekas bangunan KPU lama ini, berbeda dengan air mancur lain yang ada di Sumatera.
Dapat dikatakan inilah air mancur musik yang pertama ada di Sumatera. Semburan air membentuk pemandangan indah. Suasana di kawasan itu akan semakin syahdu, karena derasnya pancaran air turut disertai dengan alunan musik dan nyanyian yang diputar dalam sitem air mancur tersebut.
Air mancur Tengku Mahratu ini dibangun dengan menggunakan APBD Kabupaten Siak, menelan Anggaran sebesar Rp3,8 miliar. Spesifikasinya, total air yang tertampung dalam kolam sebanyak 280 Kubik, lebar 6,80 meter, panjang 28 meter, kedalaman 1,7 meter, Ketinggian permukaan tanah 1 meter.
Keunggulannya terletak pada lampu dan pompa di dalam bak air mancur. Jika dioperasikan, pompa menyemburkan air seiring irama musik, serta ditambah dengan warna yang muncul dari sorot cahaya lampu, sehingga air yang terpancar tampak berwarna-warni.
"Sebagai daerah destinasi wisata kita wajib membuat inovasi, oleh karena itu Kota Siak harus dikemas sedemikian rupa. Pertama menata kebersihan, menata taman dan memberi ruang untuk publik," kata Syamsuar.
Pesan Jokowi
Syamsuar mengaku tergugah oleh pesan Presiden Jokowi saat rapat di Istana Bogor, beberapa waktu lalu. Ketika itu, Presiden mengatakan keindahan Kota Bogor adalah hasil kreasi manusia pada waktu dulu dan terbukti mampu menarik perhatian wisatawan.Menurut Presiden, apa yang telah dilakukan para pendahulu tersebut bisa dijadikan pelajaran, agar pimpinan daerah di seluruh Indonesia mau membuat inovasi untuk kemajuan daerahnya.
"Kapanlah Pak Jokowi bisa datang ke Siak, biar bisa lihat langsung bahwa Siak telah berbuat seperti yang beliau sarankan," kata Syamsuar.
Menurut Syamsuar, dengan karya yang diwujudkan dalam program peningkatan wisata ini, Kabupaten Siak telah membuat sejarah baru, dan pasti akan dikenang oleh generasi yang akan datang. "Ini menjadi peninggalan sejarah, yang suatu saat nanti bisa dikenang oleh anak-anak cucu kita," imbuh Syamsuar.
Kabag Umum Sekdakab Siak Roni Rahmat selaku SKPD yang melaksanakan program pembangunan Air Mancur Taman Tengku Mahratu ini mengatakan, masa pengerjaan masih tersisa 60 hari lagi. "Dikerjakan PT Putra Kencana, 150 hari kerja. Akhir pekerjaan 24 Desember, nilaikontrak Rp3,8 miliar," terang Roni Rahmat.
Peresmian sengaja dipercepat tidak lain untuk memanfaatkan moment, saat ini banyak masyarakat dari luar daerah yang hadir melihat helat MTQ XXXIV Provinsi Riau yang digelar di Siak. "Sehingga bagi qari-qariah yang telah selesai bertanding, bisa menyaksikan keindahan air mancur kita ini," kata Roni Rahmat.
Ada empat lagu yang telah diinput dalam sistem air mancur tersebut, yakni musik Zapin Satelit, Mars Siak, Lancang Kuning, dan instrumen Canon Rock. Menurut Roni Rahmat, data lagu yang diputar bisa diinput sesuai dengan momen. Misalnya pada saat peringatan hari kemerdekaan maka bisa dimasukkan lagu perjuangan.
Air mancur ini akan dinyalakan di akhir pekan dari Jumat, Sabtu dan Minggu atau hari libur. Selain itu jika di Siak ada even, maka selama even berlangsung air mancur akan dinyalakan. Tujuannya untuk menjadi hiburan bagi tamu yang datang, selain itu juga tempat rekreasi masyarakat Siak.
"Ini bisa dimanfaat masyarakat yang punya sampan untuk mencari penghasilan, kita sewakan sampan kepada tamu, view air mancur ini lebih indah jika kita lihat dari Sungai," kata Roni Rahmat.
Kota Kembar
Menurut Syamsuar pembangunan tempat rekreasi wisata tidak cukup sampai di sini, masih banyak rencana yang akan dibuat sehingg antara kecamatan Siak dan Kecamatan Mempura menjadi kota kembar. Meski ke dua kecamatan ini dipisahkan dengan Sungai Siak, namun pembangunan di belantaran sungai di kedua kecamatan akan dibuat seimbang, sehingga orang berada di kedua seberang bisa melihat pendangan yang indah di seberang sungai.Turap atau Water Front City dan taman Tengku Mahratu akan berhadapan dengan dua buah jembatan yang ada di kecamatan Mempura, yakni Jembatan Kelakap dan Melango. Jembatan tersebut didesain seperti kupu-kupu.
Tidak hanya itu, Bupati Siak berupaya menjadikan Mempura dan Siak sebagai Heritage City. Dari dua jembatan yang ada di Mempura akan dihubungkan ke Tangsi Belanda, sehingga situs budaya itu bisa mudah diakses oleh pengunjung.
"Tangsi Belanda akan kita jadikan Museum Perjuangan. Secara administrasi Tangsi Belanda berada di wilayah TNI Danrem Wirabima dan harus memperoleh izin dari otoritas tersebut, untuk itu kita akan urus izin agar bisa dipugar dan diciptakan fasilitas penunjang di sekitarnya agar pengunjung lebih tertarik singgah," kata Syamsuar.
Dengan konsep itu, maka di kecamatan Siak memiliki Turap water front city, Taman Tengku Mahratu yang bisa menghidupkan situs budaya di kecamatan Siak. Sementara di Mempura memiliki Gedung Daerah, Jembatan Kelakap dan Melango, serta Musium Perjuangan.
Semua konsep pembanguan wisata yang sedang berjalan, menurut Syamsuar itu dilakukan agar Siak bisa sejajar dengan daerah tujuan wisata lainnya. "Agar Siak ini bisa sejajar dengan Sumatera Utara, Sumatera Barat, Bangka Belitung yang dikenal dengan Laskar Pelangi," kata Syamsuar.
Selain itu, Bupati juga miris melihat kebanyakan orang Siak banyak memilih keluar kota untuk mengisi liburan. Ia berharap, dengan keindahan Kota Siak ke depan, bisa menjadi kebanggan masyarakat.
Lebih jauh, Syamsuar mengaku akan merealisasikan saran yang diminta tokoh-tokoh adat, yakni membuat monumen Sultan Syarif Kasim menyerahkan kekuasaan Kerajaan Siak kepada Pemerintah Republik Indonesia. Monumen ini untuk mengenang perjuangan tokoh nasional dari kerajaan Siak.
"Monument itu kita buat seperti tembok dengan relif gambar yang menceritakan penyerahan kekuasaan kerajaan ke Pemerintah Republik Indonesia yang dilakukan oleh Sultan Syarif Kasim. Kita lengkapi tulisan yang menceritakan sejarah penyerahan kekuasaan kerajaan Siak ke NKRI," kata Syamsuar.
Pantauan lapangan, peresmian air mancur Taman Tengku Mahratu ini disaksikan lebih 500 orang. Masyarakat menyaksikan dari dalam areal taman hingga ke jalan, terlihat banyak yang mendokumentasikan menggunakan kamrea handphon baik mengambil foto ataupun video.
Tari zapin kreasi yang diperagakan bersamaan musik air mancur itu membuat masyarakat lebih antusias menonton, bahkan sebagian pemuda ikut mengikuti gerakan tari zapin kreasi itu di samping itu di dekat air bak air mancur. (adv)
Komentar
Posting Komentar